Membudidayakan Porang



Info Pertanian Online - Porang menjadi primadona bisnis, tanaman ini memiliki ciri-ciri yang sangat jelas sekali berbeda dengan tumbuhan umbi lainnya. Tumbuhan herbal ini memiliki batang yang tegak dan lunak. Tumbuhan ini memiliki batang halus berwarna, seperti hijau atau hitam. Di batang halus itu juga terdapat totol-totol putih. Di Indonesia sendiri tanaman porang ini memiliki nama-nama yang berbeda yang disesuaikan dengan daerah asalnya.

Cara Budidaya Tanaman Porang

Karena nama porang bisa berbeda-beda disetiap daerah, maka ada baiknya untuk mengetahui nama-nama tersebut. Di tanah sunda, porang dinamakan acoan oray atay acung. Di daerah Jawa Timur, lebih tepatnya Nganjuk, porang diberi nama kairong. Selain nama acoan oray dan kairong, orang-orang di berbagai daerah mengenalnya dengan nama suweg, walur dan iles-iles. Selain nama-nama yang berbeda, penanaman porang juga berbeda-beda ditentukan oleh kesuburan tanah.

Budidaya Porang

Porang ternyata memiliki banyak sekali manfaat untuk kesehatan dan industri. Oleh sebab itu, produksi porang sedang digalakkan agar mampu memberikan stok yang cukup untuk permintaan porang dari berbagai daerah. Nah berikut ini akan dijelaskan bagaimana cara budidaya porang, sebenarnya porang dapat tumbuh di jenis tanah apa saja. Tapi porang akan tumbuh dengan baik di tanah yang memiliki naungan. Contohnya ialah dibawah pohon jati, mahoni dan sengon.

Teknik Perkembangbiakan 

Ada beberapa teknik yang bisa dipakai untuk membuat bibit porang. Teknik budidaya porang yang pertama bisa dengan menggunakan biji. Perlu diketahui bahwa porang akan berbunga pada periode 4 tahun. Bunga tersebut akan berubah menjadi buah dan kemudian menghasilkan biji yang baik dikembangbiakan pada musim hujan.


Teknik yang kedua ialah dengan bintik yang ada di antara batang dan cabang porang. Bintil yang dipanen ternyata bisa disimpan dan ditanam kembali sebagai bibit porang. Teknik yang ketiga yaitu dengan menggunakan umbi. Umbi porang yang dipanen, dapat ditanam kembali. Umbi ini menggunakan cara tanam di lahan pertanian.

Tanam Sekali

Cara menanam yang baik tentu saja dibawah naungan pohon-pohon besar seperti pohon jati di kawasan perhutani. Dengan menggunakan sistem bercocok tanam seperti itu penduduk sekitar tidak akan merusak tanaman perhutani lainnya.

Selain itu cara ini juga memanfaatkan lahan yang kososng untuk menghasilkan uang yang banyak setiap tahunnya. Porang cukup ditanam pada lahan di sekitar pohon jati yang rindang. Porang ternyata cukup ditanam sekali, lalu tinggal melakukan pemeliharaan dan memanen. Umbi akan tumbuh lagi setelah panen dengan meninggalkannya dilubang semula.


Memilih Umbi

Porang dapat dipanen setelah 3 tahun tumbuhan tersebut ditanam. Cara memanennya ialah dengan mengambil umbi yang paling besar dari tumbuhan tersebut. Umbi yang kecil dibiarkan saja di lahan pertanian agar pada saat musim hujan umbi tersebut dapat tumbuh lagi. Setelah umbi yang besar diambil dan dibersihkan dari tanah dan akar, umbi kemudian dipotong, diiris, lalu dijemur. Cara mengiris menentukan kualitas porang.

Kualitas Porang

Jika salah mengiris dan porang tidak kering pada saat penjemuran maka akan timbul jamur. Timbulnya jamur pada irisan porang tentu saja akan merugikan. Nilai tukar rupiah akan menurun karena kualitas irisan porang tidak bagus dengan adanya jamur. Untuk diketahui porang membutuhkan banyak sekali perhatian mulai dari menanam, memeliharan dan melestarikannya kembali.

Semoga dengan adanya ulasan tersebut mengenai Cara Budidaya Tanaman Porang Prospek Yang Menjanjikan dapat berguna dan bermanfaat bagi kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya,, sampai jumpa dipostingan berikutnya.

Sumber :

https://tanipedia.co.id/cara-budidaya-tanaman-porang-prospek-yang-menjanjikan/

dampak positif dan negatif dari warnet




WARNET adalah kependekan dari Warung Internet yaitu salah satu jenis wirausaha yang menyewakan jasa internet kepada semua kalangan dari yang anak kecil hingga dewasa atau untuk masyarakat umum.

Penggunaan Warnet

Warnet banyak dimanfaatkan oleh mahasiswa, pelajar, profesional, masyarakat umum dan wisatawan asing.
Warnet digunakan untuk bermacam-macam tujuan, bagi pelajar dan mahasiswa warnet banyak digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat dari yang positif sampai yang negative,pertama saya akan mejelaskan penggunaan warnet yang memberikan dampak positif:

1. Orang Dewasa.
Sumber Informasi
Sumber Hiburan
Peluang Kerja
Peluang Bisnis
Informasi yang luas

2. Anak-Anak
Referensi belajar
Arena bermain yang baru

3. Pelajar & Mahasiswa
Refensi belajar
Pengembangan diri
Lebih mengenal informasi
Tempat untuk cari kerja
Membangun Relasi dari sosial network
Media penambah wawasan

4. Guru
Mencari bahan studi yang interaktif
Mengetahui perkembangan pendidikan
Materi Pembelajaran yang ter-update

NEGATIF
dampak negatif warnet bisa di cari solusinya seperti pengawasan OP yang baik, blok situs2 dewasa dn sejenis nya

Pengertian dan Unsur Terbentuknya Bangsa



Menurut Ernest Renan bangsa adalah  sekelompok manusia yang dipersatukan karena memiliki persamaan sejarah dan cita-cita yang sama, suatu bangsa juga terikat oleh tanah air yang sama. Hasrat bersatu yang didorong oleh persamaan sejarah dan cita-cita meningkatkan rakyat menjaadi bangsa.

Beberapa pendapat mengenai bangsa juga diungkapkan oleh ahli yang lain, seperti :
  1. 1)      Ernest Renan
  2. Bangsa terbentuk karena adanya keinginan untuk hidup bersama dengan perasaan setia kawan yang agung.
  3. 2)      Otto Bouer
  4. Bangsa timbul karena mempunyai persaman karakteristik, dan timbul karena adanya persaman nasib.
  5. 3)      R. Ratzel
  6. Bangsa terbentuk karena adanya hasrat bersatu. Hasrat itu timbul karena adanya rasa kesatuan antara manusia dan tempat tinggalnya.
  7. 4)      Hans Kohn
  8. Bangsa adalah buah dari hasil tenaga hidup manusia dalam sejarah atau karena adanya persamaan keturunan, wilayah, bahasa, adat istiadat, kesamaan apolitik, perasaan dan agama.
  9. 5)      Jacobsen dan Lipman
  10. Bangsa timbul karena adanya kesatuan budaya dan satu kesatuan politik.

Walaupun dari para ahli kenegaraan belum terdapat kesamaan pengertian bangsa. Namun faktor obyektif yang terpenting dari suatu bansga adalah adanya kehendak bersama yang lebih dikenal nasionalisme.

    Unsur-unsur Terbentuknya Bangsa

Dalam buku yang berjudul Nationality in History and Politics yang dikemukakan oleh ahli dari Jerman yaitu Friedrich Hertz bahwa  setiap bangsa memiliki 4   (empat) unsur inspirasi sebagai berikut :
  1. 1)      Keinginan untuk mencapai kesatuan nasional yang terdiri atas kesatuan sosial, ekonomi, politik, agama, kebudayaan, komunikasi dan solidaritas.
  2. 2)      Keinginan untuk mencapai kemerdekaan dan kebebasan nasional sepenuhnya yaitu bebas dari dominasi dan campur tangan bangsa asing terhadap urusan dalam negerinya.
  3. 3)      Keinginan dalam kemandirian, keunggulan, individualitas dan kebebasan.
  4. 4)      Keinginan yang menonjol diantara bangsa-bangsa dalam mengejar  kehormatan, pengaruh  dan prestise.

Unsur-unsur terbentuknya suatu bangsa ada berbagai macam, dimana unsur-unsur tersebut mencerminkan identitas nasional dari suatu bangsa, berbagai macam unsur-unsur terbentuknya bangsa adalah :
1)      Suku bangsa
Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir) yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin.
2)      Agama
Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat agamis, agama-agama yang tumbuh dan berkembang di Indonesia adalah Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Chu.
3)      Kebudayaan
Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
Intinya kebudayaan merupakan patokan nilai-nilai estetika dan moral, baik yang tergolong sebagai ideal atau yang seharusnya (world view) maupun yang operasional dan aktual dalam kehidupan sehari-hari (ethos).
4)      Bahasa
Bahasa merupakan unsur pendukung identitas bangsa, bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia.

Peran penting Orangtua terhadap keberhasilan pendidikan anak



Negara Finlandia di Eropa Utara sejak tahun 2000 selalu diunggulkan sebagai negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia. Di balik sistem pendidikan dan kurikulum yang sangat mendukung tumbuh kembang anak sehingga segala potensinya terasah dan terungkap, ternyata peranan orang tua juga sangat kuat. Di negara yang kerap menjadi sasaran studi banding beberapa negara di dunia, termasuk Indonesia itu, kemitraan orang tua dan guru sudah terbentuk secara konsep dan aksi, bahkan bisa dikatakan, terjalinnya persahabatan antara guru dan orang tua dalam hal mendidik anak.

Salah satu bentuk konkritnya, adalah paradigma atau pemahaman orang tua tentang guru di Finlandia yang perlu dipikirkan orang tua di Indonesia. Dikutip dari laman resmi Sahabat Keluarga Kemendikbud berikut 6 pemhaman orangtua Finlandia terhadap guru dan sekolah dalam bermitra: 

1. Menghormati guru 

Orangtua di Finlandia sangat menghormati guru dan sekolah. Mereka menempatkan guru sebagai "orangtua kedua" dan sekolah merupakan "rumah kedua". 

2. Memahami profesi 

Orangtua di Finlandia memahami bahwa pekerjaan mengajar adalah pekerjaan yang sangat kompleks dan penuh dinamika sehingga perlu didukung dalam semua aspek. 

3. Mendukung bukan menyalahkan 

Olehkarena itu apabila guru mengalami kesulitan mengajar kepada seorang siswa, orangtua akan membantu semaksimal mungkin dan bukan menyalahkan gurunya. 

4. "Pahlawan" kesuksesan 

Orangtua menganggap guru adalah pahlawan kesuksesan bagi anak-anak mereka. Yang sering terlihat di rumah-rumah, banyak siswa menghias dan memajang foto guru di kamarnya, bahkan dengan tambahan kalimat "You are my inspiration", tidak ada istilah "guru killer" 

5. Pemahaman awal yang baik 

ada awal anak masuk sekolah guru akan menjelaskan kepada orangtua dan anak bahwa sekolah bukan tempat menyeramkan yang menyebabkan tekanan batin, dan ketegangan. Dengan seluruh daya dan upaya, para guru berusaha memahami kondisi intelektual dan emosi siswa bahkan sampai ke hal-hal yang kecil; 

6. Kritik dengan santun 

Orangtua di Finlandia menyampaikan kritik kepada sekolah dengan cara yang santun. Mereka memahami bahwa pekerjaan mengajar bukanlah pekerjaan yang ringan. Guru senang menerima kritik sebab menjadi saran yang sangat membantu dalam menyelesaikan permasalahan belajar anak-anak.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Orangtua Turut Jadi Kunci Keberhasilan Pendidikan Finlandia ", https://edukasi.kompas.com/read/2019/03/20/20103471/orangtua-turut-jadi-kunci-keberhasilan-pendidikan-finlandia.
Penulis : Yohanes Enggar Harususilo
Editor : Yohanes Enggar Harususilo

Kurikulum Unggulan Hadapi Industri 4.0



Persiapan dimulai dengan melakukan revitalisasi kurikulum dan melakukan kemitraan dengan berbagai perusahaan. Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat, Dewi Sartika mengatakan, kurikulum yang ada kini akan disusun kembali dan disesuaikan dengan revolusi industri 4.0. “Kemarin, saya menghadiri rapat di pusat, rapatnya tentang bagaimana menyusun kembali, merevitalisasi mengenai kurikulum, sehingga dapat mengantisipasi revolusi industri 4.0. Selain itu, kita diketemukan oleh mitra-mitra yang berkaitan dengan digitalisasi,” ujar Kadisdik Jabar dilansir dari laman resmi Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar. Kemitraaan dilakukan berkaitan dengan digitalisasi sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini. Kadisdik mengatakan, salah satu contoh kemitraan adalah dengan Amazon.

Pihak kemitraan adalah pihak yang melakukan perencanaan dan pengarahan tentang digitalisasi. Pelatihan dan pendampingan dilakukan secara gratis untuk guru. “Jadi kemarin ada MOU. Sudah ditetapkan di Jawa Barat sendiri ada beberapa sekolah yang akan diberi pembinaan dan pendampingan. Ada juga perusahaan swasta, hotel, yang sudah tersebar di Indonesia, dia juga akan mendapingi SMK-SMK terkait dengan bagaimana meningkatkan bidang pariwisata," jelas Dewi Sartika. Ia menambahkan, "Jadi ada kemitraan. Misalnya perusahaan di Indonesia itu, memiliki 20 hotel di Jawa Barat. Jadi hotel itu harus menggandeng SMK-SMK di sekitarnya. Minimal empat hingga 5 sekolah.” Selain itu, Kadisdik Jabar mengatakan, yang terpenting adalah bagaimana menyiapkan sumber daya manusia yang tidak hanya pintar akan tetapi berkarakter.

“Jadi, bagaimana sebetulnya menyiapkan sumber daya manusia ke depan, agar tadi kita dipersiapkan revolusi industri 4.0. Ini pastinya akan berdampak kepada emotional quotient (kecerdasan emosional) anak-anak," ujarnya. Bagaimana juga mereka memiliki anak-anak yang berkarakter artinya selain mereka secara teknologi dan kecerdasan baik, akan tetapi karakter mereka dari sisi budaya, dari sisi menjaga lingkungan, dari agama, itu menjadi penting,” tutup Kadisdik Jabar.


Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemerintah Siapkan Kurikulum Unggulan Hadapi Industri 4.0", https://edukasi.kompas.com/read/2019/01/11/21273181/pemerintah-siapkan-kurikulum-unggulan-hadapi-industri-40.
Penulis : Yohanes Enggar Harususilo
Editor : Yohanes Enggar Harususilo

Mengasah Minat dan Bakat Siswa



Tugas sekolah bukan mencari kekurangan siswa, melainkan mencari kelebihan mereka, agar kompetensi anak tergali di sekolah,” tuturnya. Aam mengatakan, peningkatan minat dan bakat di sekolah sesuai dengan amanat kurikulum diterapkan saat ini, yakni tidak hanya berfokus pada peningkatan kompetensi siswa di bidang kognitif, namun juga di bidang lainnya, yaitu afektif dan psikomotorik.

peningkatan minat dan bakat di sekolah sesuai dengan amanat kurikulum diterapkan saat ini, yakni tidak hanya berfokus pada peningkatan kompetensi siswa di bidang kognitif, namun juga di bidang lainnya, yaitu afektif dan psikomotorik.

Memberi ruang siswa berkembang

 “ Siswa yang ahli main futsal enggak perlu dipaksa pintar fisika. Peran kita kan mengembangkan mereka, jadi kita beri ruang bagi siswa untuk berkembang di bidang yang mereka minati,” paparnya. Selain itu, Aam pun menjelaskan bahwa definisi dari ‘sekolah juara’ bukan hanya menjadikan siswa bergemilang prestadi dan medali, melainkan upaya untuk menjadikan siswa memiliki kebiasaan atau karakter juara. “Bukan hanya tentang akademik, tapi bagaimana siswa mampu juara di kehidupannya melalui karakter, seperti pantang menyerah, berusaha keras, dan lainnya. Kalau medali itu hanya tambahan saja,” imbuhnya.

Belajar keberhasilan Finlandia 

Dilansir dari laporan Big Think yang dipublikasikan World Economic Forum (WEF), sistem pendidikan Finlandia dapat berfungsi dengan baik karena strukturnya ditopang oleh beberapa prinsip utama: pertama dan terpenting akses yang sama terhadap pendidikan dan siswa diberi kebebasan memilih jalur edukatif mereka berdasarkan minat dan bakat. Pendidikan menengah atas Setelah pendidikan dasar, siswa dapat memilih melanjutkan ke pendidikan menengah atas. Meskipun tidak wajib, 90 persen siswa memulai studi menengah atas segera setelah sekolah dasar. Sebanyak 10 persen lainnya dapat memilih untuk kembali ke pendidikan mereka nanti tanpa biaya. Pendidikan menengah atas Finlandia dibagi menjadi dua jalur utama, umum dan kejuruan. Keduanya memakan waktu sekitar tiga tahun.

Siswa tidak "terkunci" 

Pendidikan umum siswa memiliki banyak kebebasan untuk memutuskan jadwal belajar mereka. Pada akhir pendidikan umum, siswa mengikuti ujian matrikulasi nasional, satu-satunya ujian standar di Finlandia. Skor mereka digunakan sebagai bagian dari aplikasi kuliah. Pendidikan kejuruan lebih fokus pada pekerjaan dan menggabungkan magang serta pembelajaran di sekolah. Sekitar 40 persen siswa memulai pendidikan kejuruan setelah sekolah dasar. Jalur ini berakhir dengan kualifikasi berbasis kompetensi setelah siswa menyelesaikan rencana studi individu. Perlu dicatat bahwa siswa tidak "terkunci" di salah satu jalur ini. Keduanya memiliki fleksibilitas sehingga siswa dapat menemukan minat baru atau membuat jalur yang menghubungkan keduanya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sekolah Harus Asah Minat dan Bakat Siswa", https://edukasi.kompas.com/read/2019/03/17/23371891/sekolah-harus-asah-minat-dan-bakat-siswa.
Penulis : Yohanes Enggar Harususilo
Editor : Yohanes Enggar Harususilo


Pentingnya Keseimbangan Otak Kiri dan Otak Kanan



Kerap dikatakan bahwa anak yang pintar berhitung pasti otak kirinya lebih dominan. Sementara anak yang lihai dalam bidang kesenian memiliki otak kanan yang lebih aktif. Benarkah? Jika berbicara mengenai fungsi otak, mungkin kita harus memutar balik waktu menuju tahun 60an, di mana seorang ahli neuropsikolog asal Amerika Serikat, Roger Sperry melakukan riset tentang otak manusia. Lewat penelitian yang memakan waktu lebih kurang sepuluh tahun itu, Roger menemukan bahwa ternyata otak manusia terdiri atas dua bagian. Menurutnya, kedua belah otak ini saling memberi informasi. Belahan otak kanan, misalnya, bertugas mengendalikan otot-otot di bagian kiri tubuh. Sementara otak belahan kiri mengontrol otot di bagian sebaliknya. 

Menurut penelitian Roger pula, secara umum belahan otak kiri sangat dominan dalam fungsi bahasa verbal. Selain itu bagian ini juga mengerjakan fungsi logika dan komputasi matematika. Bisa dibilang bahwa otak kiri merupakan pengendali intelligent quotient ( IQ). Fungsi tersebut ternyata tidak ditemui pada otak bagian kanan. Hal ini karena otak kanan lebih berfungsi dalam pengembangan emotional quotient ( EQ). Di samping itu, otak kanan juga berhubungan dengan kemampuan intuitif seni (seperti menyanyi, menari, melukis), kemampuan merasakan, pusat khayalan dan kreativitas, serta pengendalian ekspresi manusia. Setelah melihat hasil riset di atas mungkin Anda akan bertanya, “sebaiknya otak bagian mana yang harus diunggulkan?”. Pada dasarnya, otak secara alami akan selalu menjaga keseimbangan dan bertugas membagi kontrol beberapa fungsi. Pembagian fungsi ini juga dimaksudkan agar otak bekerja secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, hal terpenting yang harus Anda ketahui adalah bagaimana kedua bagian otak tersebut menjalankan tugas sesuai dengan fungsinya. 


Kreativitas, aktivitas, dan pelayanan Sekolah menjadi wadah yang tepat untuk mengembangan dan menyeimbangkan fungsi otak. Hal ini karena siswa dapat mengikuti beberapa kegiatan yang sesuai bakat dan minatnya. “Sekolah mempunyai peran untuk bisa mengarahkan mereka (siswa) memiliki keterampilan yang seimbang,” ujar Ahmad, salah satu tenaga pendidik Sinarmas World Academy kepada Kompas.com, Selasa (25/9/2018). Siswa SWA saat sedang mengikuti salah satu program CAS, Riveria Football. Siswa SWA saat sedang mengikuti salah satu program CAS, Riveria Football.(Dok. SWA) Oleh karena itu, lanjut Ahmad, ada baiknya sekolah juga memiliki program yang lebih spesifik untuk mengekspresikan potensi diri siswa. Hal ini seperti yang dilakukan oleh Sinarmas 


World Academy (SWA) melalui program Creativity, Activity, and Service (CAS). Sesuai namanya program tersebut memiliki tiga komponen kegiatan. Pertama ada creativity atau kreativitas. Pada komponen ini siswa diberikan keleluasaan untuk bisa mengembangkan otak kanan mereka melalui kegiatan-kegiatan kesenian. Selain itu siswa juga bisa melakukan eksplorasi dengan memperluas ide mereka menjadi sebuah karya yang orisinal atau interpretatif. Salah satu contohnya mereka bisa bergabung ke dalam sebuah grup musik. Di sana selain siswa bisa belajar mengolah vokal dan meningkatkan kemampuan bermusik, mereka juga dituntut untuk berkarya dengan mengadakan acara musik di lingkungan sekolah. Selanjutnya activity atau aktivitas. Pada komponen ini siswa akan melakukan aktivitas fisik yang berkontribusi terhadap gaya hidup sehat. Kemudian komponen terakhir service atau pelayanan. 


Pada komponen ini para siswa harus menunjukkan keterlibatan kolaboratif dengan masyarakat umum, misalnya lewat mengajarkan bahasa Inggris, membangun perpustakaan untuk masyarakat, atau berkolaborasi membuat karya seni melalui berbagai komunitas. Siswa-siswi SWA saat sedang mengikuti salah satu program CAS, Habitat for Humanity. Siswa-siswi SWA saat sedang mengikuti salah satu program CAS, Habitat for Humanity.(Dok. SWA) Menjadi komponen kelulusan Di Sinarmas World Academy, program CAS hanya diperuntukkan bagi siswa middle school dan high school. Selain dijadikan sebagai program wajib, CAS juga digunakan sebagai salah satu komponen kelulusan siswa. Adapun beberapa outcome yang diharapkan dari program ini, beberapa di antaranya adalah siswa dapat mengidentifikasi kekuatan sendiri dan mengembangkan area untuk pertumbuhan pribadi, menunjukkan bahwa mereka bisa menaklukkan tantangan dan mengembangkan keterampilan baru, mencatat setiap proses yang telah mereka lalui, serta dapat menunjukkan komitmen dan ketekunan saat mengikuti kegiatan. 

 Di samping itu, mereka juga mendapatkan pengalaman akan manfaat bekerja secara kolaboratif, menunjukkan keterlibatan dengan isu-isu global, dan terakhir dapat mempertimbangkan pilihan dan tindakan yang akan mereka pilih. “Dari semua kegiatan itu, salah satu hal yang paling penting adalah siswa bisa menikmati proses yang mereka jalani. Jadi selain dapat menyalurkan energi dan hobi mereka ke arah positif, mereka juga bisa lebih mengekspresikan dirinya lebih baik,” ujar Ahmad. Optimalkan kemampuan akademik Tak hanya kegiatan yang mendukung otak kanan siswa saja, Sinarmas World Academy juga turut mendukung perkembangan keterampilan akademik siswa yang berhubungan dengan intelligent quotient (IQ). 


Siswa SWA pada ajang World Scholars Cup. Siswa SWA pada ajang World Scholars Cup.(Dok. SWA) “Untuk mengoptimalkan kemampuan akademik, sekolah memfasilitasi berbagai kegiatan kompetisi berskala nasional dan internasional. Selain bisa mengasah keterampilan akademik, kegiatan ini juga bisa memotivasi siswa,” ungkap SWA School Counselour Danny kepada Kompas.com, Rabu (3/10/2018). Adapun beberapa kompetisi yang diikuti siswa SWA di antaranya Southeast Asian Mathematical Olympiads (SEAMO), Japan International Science and Mathematics Olympiads (JISMO), International Competitions and Assessments for School (ICAS), World Scholar's Cup (WSC), Indonesian Robotics Olympiad (IRO), Spelling Bee, English Literacy Day,dan Sinarmas World Mind Matrix. Sementara itu kegiatan-kegiatan lain yang dilakukan sekolah untuk mengoptimalkan keterampilan belajar siswa adalah dengan melakukan pertukaran pelajar, studi banding, mengundang para pakar pendidikan dari dalam dan luar negeri untuk memberikan pelatihan-pelatihan (workshop) di berbagai bidang akademik seperti matematika, IPA, teknologi dan informasi. “Beberapa waktu yang lalu kami juga baru mengadakan pelatihan atau workshop matematika dengan mengundang pembicara dari University of Waterloo (Kanada),” tambah Danny. 


Kemudian, hal lain yang tidak kalah penting adalah sekolah menempatkan para siswa berdasarkan potensi akademik di berbagai mata pelajaran seperti bahasa Inggris, matematika, IPA, IPS dan bahasa Mandarin. “Kami mempunyai dua kelas untuk penempatan siswa berdasarkan potensinya, ada kelas standard level untuk siswa yang membutuhkan bantuan pembelajaran secara lebih dan ada juga additional level untuk siswa yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata,” terang Danny. Hal tersebut dilakukan agar siswa bisa mengalami proses belajar dan mengajar yang telah disesuaikan dengan potensi, gaya belajar, dan kebutuhan belajar siswa sehingga pembelajaran bisa lebih efektif dan efisien.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Catat, Ini Pentingnya Keseimbangan Otak Kiri dan Otak Kanan", https://edukasi.kompas.com/read/2018/10/04/14383111/catat-ini-pentingnya-keseimbangan-otak-kiri-dan-otak-kanan.
Penulis : Alek Kurniawan
Editor : Sri Noviyanti

Mana Yang lebih Penting? Keterampilan anak atau Karakter anak?



Melalui aktivitas belajar baik di rumah maupun di sekolah, anak terus mengembangkan keterampilan-keterampilannya yang lain seperti keterampilan interaktif, kognitif, kreatif, dan keterampilan fisik. Tapi apakah memiliki keterampilan-keterampilan ini saja, si Kecil sudah siap menghadapi tantangan masa depannya? Beberapa penelitian di 10 tahun belakangan menemukan bahwa anak yang memiliki karakter kuat dan positif, memiliki kemungkinan sukses di Pendidikan dan pekerjaan yang lebih besar. Jadi manakah yang lebih penting? Keterampilan atau karakter?

Berkembang dari era digital saat ini, maka diprediksi masa depan nanti akan lebih kompetitif dan menantang, ditandai dengan adanya perubahan yang cepat serta dinamis. Maka hanya memiliki keterampilan saja tidaklah cukup. Resiliensi merupakan salah satu karakter yang perlu dimiliki oleh si Kecil untuk membantunya siap menghadapi tantangan masa depan. Resilien adalah kemampuan seseorang untuk menghadapi kegagalan sebagai kesempatan belajar dan mampu untuk membangkitkan dirinya kembali untuk terus mencoba.

Sebuah survey yang dilakukan oleh Primrose Schools pada tahun 
2016 menemukan bahwa ternyata 92% orang tua mengakui pentingnya pembentukan karakter anak yang kuat dan positif sejak dini, terutama karena anak-anak ini hidup di era digital. Dari survey yang sama, ditemukan juga bahwa hampir 50% dari orang tua mengaku bahwa mereka belum paham bagaimana dan kapan sebaiknya pembentukan karakter ini bisa dimulai. Para pendidik dan akademisi pun semakin gencar menyatakan pentingnya pembentukan karakter untuk dilakukan sejak dini, dimulai dari rumah dan juga di sekolah. Banyak penelitian menemukan bahwa dimilikinya karakter yang positif dan kuat oleh anak, akan meningkatkan performa mereka di sekolah, mendapatkan nilai yang lebih baik, serta memiliki hubungan sosial yang lebih positif.

Apakah mengembangkan keterampilan dan karakter anak yang resilien dapat dilakukan sejak anak usia dini? Tentu saja IYA!. Pembentukan karakter justru menjadi dasar dari proses tumbuh kembang anak, terutama dalam menguasai keterampilan-keterampilan hidup lainnya. Melalui pembentukan karakter, si Kecil akan mengembangkan rasa percaya diri, keberanian, pantang menyerah, gigih, dimana hal tersebut akan membantu si Kecil untuk mau terus belajar dan mampu menghadapi kesulitan yang dihadapi ketika ia belajar keterampilan tertentu di sekolah (Meiners, 2015)

Pearson & Nicholson (2000) mengatakan bahwa dimilikinya karakter yang baik dan positif akan menghubungkan 3 aspek dalam hidup anak, yaitu dirinya sendiri, orang lain, dan komunitas/masyarakat luas. Dengan dirinya sendiri, si Kecil yang memiliki karakter positif dapat menunjukkan perilaku mandiri, gigih, dan banyak akal. Sedangkan dengan orang lain dan masyarakat luas, si Kecil yang memiliki karakter positif seperti berani dan adaptif terhadap perbedaan-perbedaan yang ada.

Melihat banyaknya manfaat dan bagaimana karakter yang positif dapat mengoptimalkan proses belajar si Kecil, maka pembentukan karakter perlu dilakukan sejak dini. Karakter resilien, yang digambarkan melalui perilaku mandiri, berani, gigih, banyak akal, dan adaptif perlu untuk dimiliki oleh si Kecil, agar siap untuk menghadapi tuntutan masa depan yang akan lebih menantang dibanding dengan tuntutan yang dihadapi saat ini.

Referensi
Larson, K. 2009. Understanding the importance of character education. The Graduate School: University of Wisconsin-Stout.
Dodds, Diane M.. (2016). The Effects of Character Education on Social-Emotional Behavior. Retrieved from Sophia, the St. Catherine University repository website: https://sophia.stkate.edu/maed/137
Julius. Dr. Gloria. 2016. Survey says: Developing good character in children starts early. Retrieved from Primrose School https://www.primroseschools.com/blog/survey-says-building-good-character-in-children-starts-early/
Meiners, Cheri J. 2015. Why character education is important for young children. Free Spirit Publishing: https://freespiritpublishingblog.com/2015/05/20/guest-post-why-character-education-is-important-for-young-children/
https://www.nutriclub.co.id/kategori/balita/aktivitas-edukasi/mana-yang-lebih-penting-untuk-masa-depan-si-kecil-keterampilan-atau-karakter/

Apa itu VUCA ?



Apakah anda pernah mendengar istilah VUCA world? VUCA world adalah istilah yang diciptakan oleh Warren Bennis dan Burt Nanus, dua orang pakar ilmu bisnis dan kepemimpinan dari Amerika.

VUCA sendiri adalah singkatan dari Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity. Intinya, dunia VUCA adalah dunia yang kita hidupi sekarang, dimana perubahan sangat cepat, tidak terduga, dipengaruhi oleh banyak factor yang sulit dikontrol, dan kebenaran serta realitas menjadi sangat subyektif. Pengaruh terbesar dari pergeseran dunia kita jaman sekarang tentu saja dipengaruhi teknologi. Bayangkan, baru sekitar 20 tahun lalu internet menjadi bagian hidup kita. Sekarang, bisakah kita bayangkan hidup kita tanpa internet? Setiap jengkal hidup kita beririsan dengan internet dan teknologi. Apakah kemudian kita harus menghindari internet dan teknologi? Kalau kita mau bisa bertahan di dunia jaman sekarang, kita tidak bisa menghindari kemajuan. Kita hanya bisa beradaptasi. Seperti ungkapan dari Albert Einstein, “The measure of intelligence is the ability to change.” 
Kecepatan teknologi dan informasi bukan sekedar mempengaruhi gaya hidup kita ataupun perkembangan ekonomi diluar sana, akan tetapi juga mempengaruhi bagaimana kita akan mendidik anak-anak kita. Bayangkan, anak-anak kita akan menghadapi dunia yang lebih maju, lebih cepat, informasi semakin sulit disaring, persaingan pun semakin terbuka. Ditambah lagi, dengan kecepatan perubahan yang ada, kita pun sebagai orang tua belum punya pengalaman hidup di dunia macam itu. Jadi baik anak maupun orang tua akan sama-sama perlu beradaptasi di era VUCA. Meskipun kita juga belum tahu perkembangan dunia dan teknologi nanti seperti apa, ada beberapa hal yang dapat kita persiapkan agar anak-anak kita dapat bertahan dan bisa siap menghadapi era VUCA.
  • Keterampilan dasar yang sesuai dengan perkembangan anak dan nutrisi seimbang:
    Sebelum anak dapat belajar banyak hal, mereka harus tumbuh dan berkembang sesuai dengan tuntutan usianya. Mereka harus bisa berjalan, berlari, makan sendiri, dan keterampilan lain sesuai dengan usia mereka.  Nutrisi pun perlu untuk membuat tubuh dan otak mereka siap untuk belajar. Secara natural, anak yang sehat dan bertumbuh kembang optimal akan penuh rasa ingin tahu dan memiliki kebutuhan mengeksplorasi dunia.
  • Karakter tangguh dan penuh rasa ingin tahu
    Sebagai orang tua, tentu saja kita menginginkan anak-anak kita untuk tidak takut menghadapi rintangan (obstacles) yang akan mereka alami. Kita ingin mereka belajar memecahkan permasalahan sendiri, dan tidak mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan. Hal ini dapat dibentuk dengan memperkenalkan anak pada situasi-situasi sulit yang alami dan sebenarnya. Seperti misalnya, mereka kita bawa ke sawah dan harus berlumpur-lumpur dan menanam bibit padi, atau mereka kita berikan kesempatan untuk membuka “bisnis” sendiri dengan menjual hasil karya mereka sendiri, dan lain sebagainya.
  • Mendidik anak memiliki karakter Adaptif dan Resilien
    Karakter yang adaptif pada anak adalah hal yang krusial untuk dibangung di masa VUCA yang penuh dengan perubahan. Oleh karena itu sebagai orang tua jangan sampai kita takut mencoba pergi ke tempat baru, mencoba hal baru, atau mengenalkan pengalaman baru kepada anak. Awalnya memang tidak nyaman, baik bagi anak maupun orang tua. Akan tetapi terus berhadapan dengan pengalaman baru akan membuat anak belajar mudah beradaptasi terhadap berbagai situasi. Sedangkan karakter resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk bangkit kembali meskipun mengalami situasi menekan. Berbagai penelitian tentang resiliensi pada anak selalu bicara tentang hangatnya hubungan orang tua dengan anak. Semakin anak merasa aman dan diterima oleh orang tuanya, anak akan semakin mampu bertahan menghadapi dunia.
Selain 3 hal di atas, respon kita sebagai orang tua juga akan sangat mempengaruhi anak. Misalnya, untuk mengajarkan anak menjadi adaptif, orang tua juga tidak boleh anti terhadap hal baru. Dari mulai makanan baru, pengalaman baru, orang baru, sampai teknologi dan aplikasi baru. Tidak nyaman? Memang. Akan tetapi kewajiban kita sebagai orang tua untuk tetap mengenal dunia anak-anak kita hidup sehingga kita bisa mempersiapkan mereka. Selain itu, orang tua juga dapat menjadikan rumah dan keluarga menjadi sarana belajar yang aman bagi anak-anak. Semua rasa ingin tahu mereka tentang hal baru bisa menjadi bahan diskusi atau bahkan dicobakan dirumah. Dengan demikian anak-anak tidak mencari tahu melalui sumber informasi yang salah, melainkan tetap dalam arahan orang tua. Pada akhirnya, ketidakpastian memang bagian dari menjadi orang tua, kok. Dari awal kita tidak tahu pasti kapan akan mengandung, kapan akan melahirkan, dan akan melahirkan anak yang seperti apa. Kita tidak bisa mengendalikan ketidakpastian, akan tetapi kita bisa mengendalikan diri untuk tetap mau belajar hal baru demi anak-anak kita.

Sumber Tulisan : https://www.nutriclub.co.id/kategori/balita/aktivitas-edukasi/mendidik-anak-siap-menghadapi-era-vuca/