PELAKSANAAN PEMBELAJARAN REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN PKn DI KELAS X-6 SMA AL-AZHAR 03 BANDAR LAMPUNG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia dan secara terus-menerus menjadi suatu proses yang dialami baik secara langsung maupun tidak langsung dilalui sepanjang hidup manusia. Pendidikan merupakan sesuatu yang mutlak yang menjadi dasar dalam perubahan tingkah laku menuju kedewasaan. Seorang anak yang tumbuh dewasa, secara otomatis pemikirannya pun akan menjadi lebih bijak dan penuh pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, jika dalam pertumbuhan menuju kedewasaannya diimbangi dengan pendidikan yang baik. Jadi pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan sekitar dimana individu itu berada.

Proses pendidikan dapat dilakukan didalam keluarga, lingkungan dan juga pendidikan formal yang diselenggarakan oleh pemerintah. Di dalam lingkungan keluarga orang tualah yang menjadi pendidik bagi anak-anaknya, dalam lingkungan masyarakat warga msyarakatlah yang memberikan pengaruh, pengalaman serta pengembangan kedewasaan dan dilingkungan sekolah pendidiklah yang mengemban tugas utama untuk memberikan ilmu pengetahuan dan membentuk kepribadian siswa. Secara umum yang menjadi fokus utama keberhasilan pendidikan yang dicapai seseorang individu adalah pendidikan di lingkup persekolahan.
Dalam pendidikan sekolah atau pendidikan formal, peserta didik secara sadar dan terencana didewasakan dalam suasana belajar dan proses pembelajaran agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam mencerdaskan dan mendewasakan peserta didiknya melalui proses pembelajaran. Pembelajaran ialah Setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang (peserta didik) mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru. Di dalam proses pembelajaran terjadi komunikasi dua arah di mana guru sebagai pendidik yang mentransfer pengetahuan dengan siswa sebagai penerima pengetahuan sekaligus sebagai pengelola dari pengetahuan yang didapat tersebut untuk dapat dijadikan dasar dari perubahan tingkah lakunya kearah yang lebih baik.
Pada pelaksanaan pendidikan terkadang tidak berjalan sebagai mana mestinya. Hal ini terbukti dengan adanya sebagian besar siswa yang tidak tuntas mencapai standar kelulusan yang ditetapkan pada setiap kompetensi dasar atau bisa dikatakan gagal dalam mencapai ketuntasan belajar. Kesulitan belajar adalah hal-hal atau gangguan yang dapat mengakibatkan kegagalan atau setidaknya menjadi gangguan yang dapat menghambat kemajuan prestasi belajar. Menurut Abu Ahmadi (1989;203) kegagalan belajar tersebut dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain:
1. faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa/peserta didik yang bersangkutan, yang terbagi atas:
a. faktor jasmaniah
b. faktor psikologis
2. fakor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa yang terbagi atas:
a. faktor guru
b. faktor lingkungan sosial
Berdasarkan pernyataan tersebut, kesulitan yang dialami siswa memiliki banyak faktor penyebab, yaitu faktor intern dan ekstern. Kedua faktor yang dipaparkan di atas sama-sama memiliki pengaruh besar terhadap hasil belajar yang nantinya akan dicapai oleh siswa. Walaupun demikian tidak semua siswa mengalami kesulitan belajar yang sama, karena kesulitan belajar siswa juga tergantung dari kepribadian anak/peserta didik itu sendiri.
Untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa maka diadakanlah pembelajaran remedial, pembelajaran remedial adalah suatu bentuk pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan pada KD tertentu dengan menggunakan berbagai metode tertentu yang diakhiri dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat ketuntasan belajar peserta didik. Pada hakikatnya semua peserta didik akan mencapai standar kompetensi yang ditentukan, namun waktu pencapainnya saja yang berbeda.
Didalam pelaksanaannya, pembelajaran remedial tidak dilaksanakan hanya dengan memberikan tes ulang saja, akan tetapi dengan cara pemberian materi ulang terhadap KD tertentu dengan menggunakan berbagai metode dan diahiri dengan penilaian. Peniaian yang diberikan juga harus mengikuti kaedah atau aturan didalam pembelajaran remedial, yaitu pemeberian nialinya tidak melebihi criteria ketuntasan yang ada dalam mata pelajaran tertentu.
Pelaksanaan pembelajaran remedial pada mata pelajaran PKn yang dilaksanakan di SMA Al-Azhar 3 pada kenyataannya belum sepenuhnya mengikuti kaedah yang ditentukan didalam pembelajaran remedial. Yaitu pembelajaran remedial disekolah ini dilakukan hanya dengan melakukan tes ulang saja, walaupun didalam pemberian nilainya sudah memenuhi tata cara pemebrian nilai didalam pembelajaran remedial. Hal ini dikarenakan berbagai faktor penyebab, diantaranya ketidakfahaman guru terhadap pembelajaran remedial itu sendiri, kurang adanya kerjasama yang baik dari siswa dan tidak adanya waktu khusus yang diberikan oleh pihak sekolah untuk melaksanakan pembelajaran remedial.
Menindaklanjuti keadaan yang terjadi di SMA Al-Azhar 3 tersebut, seharusnya pihak sekolah memberikan perhatian yang lebih kepada para guru dengan cara memberikan pelatihan tentang pembelajaran remedial dan memberikan waktu khusus untuk pelaksanaannya.
Tabel 1. Daftar siswa remedial kelas X-6 pada uji Blok SK 4 tentang Hubungan Dasar Negara dengan Konstitusi.


No
Nama Siswa
KKM
Nilai
SK-KD
1
Abdul Fattah
70
60
4.3
2
Asri Julianda
70
58
4.4
3
Atika Yuniarti
70
50
4.4
4
Feri Krisnanto
70
60
4.4
5
Herdianto
70
35
4.3
6
Erlangga Nurrahman
70
55
4.3
7
Julian Pradana
70
50
4.3
8
M. Iksan
70
55
4.4
9
Rafiananda Maulana
70
65
4.4
Sumber: daftar nilai guru PKn.
Dari tabel di atas, diketahui bahwa terdapat 9 siswa yang belum mencapai KKM dari total siswa sebanyak 41 siswa. Jadi sebesar 22% siswa yang belum mencapai ketuntasan pada standar kompetensi 4. Berdasarkan informasi dan bukti yang ada, penulis tertarik untuk membuat laporan observasi yang berjudul: “Pelaksanaan Pembelajaran Remidial pada Mata Pelajaran PKn di Kelas x-6 SMA Al-Azhar 03 Bandar Lampung”.
Dalam laporan ini akan dipaparkan tentang cara pembelajaran remedial yang dilakukan oleh guru PKn di SMA Al-Azhar 03 Bandar Lampung dan kesulitan-kesulitan belajar yang dialami siswa-siswi kelas X-6.

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini antara lain:
a. Kesalahan dalam pelaksanaan pembelajaran remedial yang dilakukan oleh guru SMA Al-azhar 03 Bandar Lampung.
b. Tidak tersedianya waktu yang khusus untuk pelaksanaan remedial.
c. Kurangnya kedisiplinan yang dimiliki siswa, seperti kurang perhatian dengan penjelasan-penjelasan materi yang disampaikan siswa.

1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang menjadi acuan dalam penelitian ini antara-lain:
a. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru PKn di kelas X-6 SMA Al-Azhar 03 Bandar Lampung?
b. Bagaimanakah perhatian pihak sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran remedial di SMA Al-Azhar 03 Bandar Lampung?
c. Bagaimakah respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran remedial di SMA Al-Azhar 03 Bandar Lampung?

1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan laporan ini antara lain:
a. Sebagai syarat menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah pembelajaran remedial.
b. Untuk mengetahui pembelajaran remedial yang dilakukan oleh guru mata pelajaran PKn di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung.
c. Untuk mengetahui kesulitan belajar yang dihadapi siswa kelas X6 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung.
d. Untuk menambah wawasan tentang pelaksanaan pembelajaran remedial yang baik dan benar di sekolah menengah.
e. Menganalisis pelaksanaan pembelajaran remedial di kelas X6 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung.
1.5 Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini berguna untuk mengembangkan konsep-konsep pembelajaran remedial. Sebagai calon pendidik, seseorang harus paham dengan konsep-konsep yang berkaitan dengan remedial.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini secara praktis bermanfaat calon pendidik dan pendidik dalam melaksanakan pembelajaran remedial sesuai dengan prosedur dan cara yang benar dan tepat, seperti yang telah ditentukan.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
2.1 Deskripsi Teori

a. Pengertian Pembelajaran Remidial
Pembelajaran remedial pada hakikatnya merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan. Untuk memahami konsep penyelenggaraan model pembelajaran remedial, terlebih dahulu perlu diperhatikan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diberlakukan berdasarkan Permendiknas 22, 23, 24 Tahun 2006 dan Permendiknas No. 6 Tahun 2007 menerapkan sistem pembelajaran berbasis kompetensi, sistem belajar tuntas, dan sistem pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual peserta didik. Sistem dimaksud ditandai dengan dirumuskannya secara jelas standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang harus dikuasai peserta didik. Penguasaan SK dan KD setiap peserta didik diukur menggunakan sistem penilaian acuan kriteria. Jika seorang peserta didik mencapai standar tertentu maka peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan.
Pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas, dimulai dari penilaian kemampuan awal peserta didik terhadap kompetensi atau materi yang akan dipelajari. Kemudian dilaksanakan pembelajaran menggunakan berbagai metode seperti ceramah, demonstrasi, pembelajaran kolaboratif/kooperatif, inkuiri, diskoveri, dan sebagainya. Melengkapi metode pembelajaran digunakan juga berbagai media seperti media audio, video, dan audiovisual dalam berbagai format, mulai dari kaset audio, slide, video, komputer, multimedia, dan sebagainya. Di tengah pelaksanaan pembelajaran atau pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, diadakan penilaian proses menggunakan berbagai teknik dan instrumen dengan tujuan untuk mengetahui kemajuan belajar serta seberapa jauh penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah atau sedang dipelajari. Pada akhir program pembelajaran, diadakan penilaian yang lebih formal berupa ulangan harian. Ulangan harian dimaksudkan untuk menentukan tingkat pencapaian belajar peserta didik, apakah seorang peserta didik gagal atau berhasil mencapai tingkat penguasaan tertentu yang telah dirumuskan pada saat pembelajaran direncanakan.
Apabila dijumpai adanya peserta didik yang belum mencapai penguasaan kompetensi yang telah ditentukan, maka muncul permasalahan mengenai apa yang harus dilakukan oleh guru. Salah satu tindakan yang diperlukan adalah pemberian program pembelajaran remedial atau perbaikan. Dengan kata lain, remedial diperlukan bagi peserta didik yang belum mencapai kemampuan minimal yang ditetapkan atau kriteria ketuntasan minimal (KKM) dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Pemberian program pembelajaran remedial didasarkan atas latar belakang bahwa pendidik perlu memperhatikan perbedaan individual peserta didik. Diagnosis kesulitan belajar peserta didik dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
a. Kesulitan ringan, contohnya siswa kurang perhatian saat mengikuti pelajaran.
b. Kesulitan sedang, contohnya masalah eksternal dari peserta didik mempengaruhi belajarnya (keluarga, teman dan lain-lain).
c. Kesulitan berat, contohnya ketunaan yang dialami oleh peserta didik.
Jadi pembelajaran remedial adalah pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan pada KD tertentu, menggunakan berbagai metode tertentu dan diakhiri dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat ketuntasan belajar peserta didik.


2.2 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian. Berdasarkan rumusan masalah di atas dan kerangka berpikir di atas maka dapat diketahui bahwa:
a. Pelaksanaan pembelajaran remedial yang dilakukan oleh guru PKn di kelasX-6 SMA Al-Azhar 03 Bandar Lampung kurang maksimal.
b. Perhatian pihak sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran remedial di SMA Al-Azhar 03 Bandar Lampung sangat kurang.
c. Respon siswa kurang terhadap pembelajaran remedial.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
a. Populasi
Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas X-6 SMA Al-Azhar 03 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012 yang memperoleh perlakuan remedial. Adapun jumlah siswa dalam penelitian ini ada 9 siswa.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian anggota yang diambil dari keseluruhan objek yang akan diteliti serta dianggap mewakili populasi, yang diambil dengan teknik tertentu. Jumlah sampel dalam penelitian ini ada 2 siswa.

3.2 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini terdapat beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dengan tujuan untuk mendapatkan data yang lengkap dan valid. Data-data yang diperoleh diharapkan dapat mendukung untuk keberhasilan penelitian ini. Teknik-teknik pengumpulan data tersebut antara lain:

1. Teknik Pokok
Teknik pokok dalam penelitian ini adalah observasi langsung, teknik observasi ini digunakan untuk mendapatkan data pokok tentang pelaksanaan pembelajaran remedial di kelas X-6 SMA Al-Azhar 03 Bandar Lampung.
2. Teknik Penunjang
Teknik penunjang dalam wawancara ini adalah wawancara, studi pustaka, dan teknik dokumentasi. Data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data ini adalah sebagai data pelengkap yang berupa informasi-informasi yang nantinya akan dianalisis.
a. Teknik Wawancara
Teknik wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi-informasi tambahan yang dirasakan perlu untuk menunjang penelitian. Wawancara dilakukan terhadap guru PKn dan siswa Al-Azhar 03 Bandar Lampung.

b. Teknik Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data-data sekunder yang berhubungan dengan penelitian.


BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Wawancara dengan Guru PKn
Wawancara dilakukan guna memperoleh informasi dari narasumber (Ibu Susilawati, S.Pd), informasi-informasi yang diperoleh antara lain:
Apakah ibu melakukan pembelajaran remedial bagi siswa yang belum mencapai KKM?
iya, siswa yang belum tuntas diberikan pembelajaran remedial.
Apakah ada waktu khusus dari sekolah untuk melaksanakan remedial bagi siswa yang belum mencapai KKM?
Tidak ada, remedial dilakukan di luar kegiatan belajar mengajar. Siswa bisa menemui guru kapan saja, bisa juga ditentukan oleh guru bidang studi masing-masing.
Apakah ada perlakuan khusus bagi siswa yang lebih dulu mencapai KKM?
Tidak ada, siswa yang sudah tuntas lanjut ke materi atau KD selanjutnya. Tidak ada perlakuan khusus untuk siswa yang terlebih dulu mencapai KKM dibandingkan dengan siswa lainnya.
Bagaimana prosedur pelaksanaan pembelajaran remedial yang Ibu lakukan?
Pertama, siswa yang belum tuntas diberikan informasi tentang waktu pelaksanaan remedial, selanjutnya dilakukan tes ulang terhadap siswa yang belum mencapai KKM, instrument testnya juga sama, biasanya dilakukan dengan test lisan, siswa yang ikut test biasanya juga tidak berbarengan, remedial dilakukan secara bertahap. Bisa juga siswa yang lebih siap ikut remedial lebi awal dibandingkan siswa lainnya.
Bagaimana jika ada siswa yang sudah ikut remedial tapi siswa tersebut tetap saja belum tuntas?
Jika terdapat siswa seperti itu maka siswa tersebut akan diberikan tugas individu, contohnya seperti membuat makalah yang ada kaitannya dengan materi yang belum ia tuntas, agar siswa itu setidaknya membaca materi tersebut dan bisa juga membuat soal.
Apakah ibu melakukan diagnosis masalah terhadap siswa yang remedial?
Tidak ada diagnosis masalah karena waktu yang untuk melakukan diagnosis tidak tersedia.
Menurut ibu, apa faktor penyebab siswa mengalami remedial?
Yang pertama jelaskarena malas belajar dari siswa tersebut, ke dua karena kurang termotivasi untuk mempelajari materi yang diajarkan guru, dan yang ke tiga yaitu karena siswa kurang perhatian saat guru menjelaskan materi.
Pembelajaran remedial menurut ibu sendiri itu apa?
Pembelajaran remedial itu adalah pengulangan pemberian test terhadap siswa yang belum mencapai ketuntasan pada KD tertentu.

4.2 Hasil Wawancara Dengan Siswa yang Remedial
Wawancara dilakukan berbarengan 2 orang sekaligus, siswa tersebut adalah Irlangga Nurrahman dan M. Ikhsan. Hasil wawancara yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Apakah kalian suka pelajaran PKn?
Sebenarnya suka.
Berapakah KKM mata pelajaran PKn di SMA ini?
Nilai KKM PKn di SMA ini adalah 70.
Cara mengajar Ibu Susilawati menurut kalian bagaimana?
Menurut kami cara mengajar ibu Susilawati mudah dipahami, ibu juga telah menggunakan slide power point.
Bagaimana suasana kegiatan belajar mengajar di SMA ini?
Kurang kondusif, banyak siswa yang ribut pada saat jam pelajaran.
Bagaimana fasilitas pembelajaran di SMA ini?
Cukup lengkap, mulai dari adanya LCD, Hot Spot Area dan fasilitas penunjang lainnya.
Bentuk test uji blok mata pelajaran PKn seperti apa?
Bentuk soalnya biasanya essay, tapi kadang-kadang pilihan ganda juga.
Bentuk test remedial seperti apa?
Ujian secara lisan, dan setiap siswa yang remedial maju bergiliran, biasanya soalnya sama seperti uji blok.
Apa faktor-faktor yang menyebabkan kalian remedial?
Kelas kurang kondusif, malas belajar, kadang-kadang materi yang sudah dihafal tiba-tiba lupa.
Apakah ada faktor keluarga sehingga mempengaruhi kalian remedial?
Tidak ada.
Apa ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi kalian remedial, seperti pacar mungkin?
Tidak ada.

4.3 Hasil Observasi
Dari observasi yang kami lakukan pada saat pembelajaran remedial berlangsung, dapat kami jelaskan bahwa:
a. Suasana belajar mengajar di SMA Al-Azhar memang kurang kondusif, pada saat kami observasi banyak siswa yang ribut pada jam kosong dan mereka keluar kelas.
b. Pembelajaran remedial memang dilaksanakan di SMA Al-Azhar 03 Bandar Lampung.
c. Walaupun pembelajaran remedial dilaksanakan namun dari pihak sekolah sendiri tidak memberikan waktu khusus untuk pelaksanaan remedial.
d. Siswa kurang antusias untuk mengikuti remedial, terbukti hanya 2 siswa yang siap mengikuti remedial pada saat kami observasi.
e. Guru tidak melakukan diagnosis kesulitan belajar terhadap siswa yang remedial, sehingga siswa diberikan perlakuan dan test yang sama pula disesuaikan dengan KD yang belum tuntas.
f. Guru tidak memahami prosedur remedial secara baik dan benar.




BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil wawancara dan observasi langsung yang kami laksanakan di SMA Al-Azhar 03 Bandar Lampung kami menyimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran remedial di SMA tersebut dilakukan. Tata cara pelaksanaan remedialnya dengan langsung melakukan ujian ulang secara lisan dengan soal yang sam, tanpa diagnosis masalah siswa yang remedial, sehingga menurut kami pembelajaran remedial terkesan kurang efektif dan seperti mengejar target ketuntasan siswa. Kendala-kendala yang menyebabkan siswa remedial antara lain : kegiatan belajar mengajar di SMA tersebut kurang kondusif, kurang perhatiannya siswa terhadap penjelasan tentang materi yang di jelaskan oleh guru, dan faktor motivasi siswa untuk belajar kurang.
Dapat kami simpulkan juga bahwa guru pelajaran PKn di SMA Al-Azhar 03 Bandar Lampung tidak terlalu paham tentang prosedur pembelajaran remedial secara baik dan benar. Hal tersebut terbukti dari tindakan guru yang tidak melaksanakan diagnosis masalah terhadap siswa yang mengalami remedial dan dalam pelaksanaanya hanya sekedar melakukan test ulang saja terhadap siswa yang remedial.
Pihak sekolah seperti kepala sekolah, waka kurikulum dan guru mata pelajaran terkesan menganggap spele terhadap pembelajaran remedial. Hal ini terbukti dari tidak adanya waktu khusus untuk pelaksanaan remedial dan tidak memberikan perlakuan pada guru yang kurang faham terhadap pembelajaran remedial, seperti menegur guru yang tidak melakukan remedial dengan baik dan tidak memberikan masukan terhadap guru yang kurang faham tentang pelaksanaan remedial.
5.2 Saran
Melihat kesimpulan hasil observasi di atas, kami menyarankan bahwa:
a. Pihak sekolah harus lebih memperhatikan tentang pelaksanaan remedial (kepala sekolah, waka kurikulum dan guru mata pelajaran).
b. Pihak sekolah harus lebih tegas dalam menerapkan aturan-aturan dan tata tertib sekolah.
c. Guru harus lebih menambah wawasan tentang pelaksanaan pembelajaran secara baik dan benar.
d. Siswa harus lebih termotivasi untuk belajar dan lebih disiplin dalam mengikuti pembelajaran di kelas mengingat fasilitas sekolah di SMA Al-Azhar cukup lengkap.

observasi ini dilakukan oleh :


Deri Ciciria 0913032003 PKN FKIP UNILA
I Ketut Susana 0913032009 PKN FKIP UNILA
Eko Budi Santoso 0913032039 PKN FKIP UNILA
Hendra Purba 0913032045 PKN FKIP UNILA
Roma Aprizon 0913032067 PKN FKIP UNILA
Redy Octama 0913032091 PKN FKIP UNILA

0 comments

Posting Komentar

silahkan berkomentar dengan bijak, sopan, dan santun. termiakasih telah mampir dan membaca blog kami.