Guru masa depan dan pengajaran remedial yang tepat

dr. Teacher
Oleh: Eko Budi Santoso
Mahasiswa PPKn FKIP UNILA 2009

Teringat masa sekolah, dulu waktu SMA, SMP ada beberapa mata pelajaran yang mendapatkan remedial karena nilai ujian tidak mencapai KKM bnyak juga dari teman-teman sekelas yang mendapatkan nilai yang buruk akhirnya mereka juga harus mengikuti pengajaran remedial.
Pengajaran remedial dulu yang dilakukan guru mata pelajaran yang tidak tuntas adalah dengan langsung melakukan tes ulang keesokan harinya, sehingga malam harinya setiap ada yang belajar lembur, dan ada pula yang belajar seadanya. Dan saat ujian remedial dimulai hasilnya masih tetap sama, begitu terus berulang-ulang. Sehingga kadang siswa melakukan trik curang untuk mencapai KKM yang ditentukan, hingga hasil yang diperoleh tidaklah sesuai dengan yang sesungguhnya namun hasil dari trik curang. Padahal hakikatnya pengajaran remedial itu adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan atau kelambatan belajar. Pemberian pembelajaran remedial meliputi dua langkah pokok, yaitu pertama mendiagnosis kesulitan belajar, dan kedua memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran remedial.Nah dari hakikat remedial tadi dapat saya ambil kesimpulan guru yang dulu melakukan remedial sesungguhnya tidak sama sekali melakukan remedial, kenapa? Karena guru tersebut tidak sama sekali memberikan bantuan bagi peserta didiknya jangankan hal itu mendiagnosis saja saya yakin tidak sama sekali, namun kita tidak harus mempersalahkan guru tersebut mungkin metode yang digunakan adalah metode yang lama.

Mahasiswa calon guru masa kini harus bisa merubah paradigma pengajaran remedial tempo dulu, kenapa? Karena mahasiswa calon guru masa kini adalah guru-guru masa depan tak kala teknologi dan informasi sudah semakin mudah didapatkan, ada beban moral yang dipikul mahasiwa calon guru untuk memperbaiki apa yang sudah terlampau menyimpang dari rel, pengajaran remedial yang tepat harus dilaksanakan oleh guru masa depan yakni mahasiswa calon guru masa kini. Melakukan pengajaran remedial haruslah sesuai petunjuk baku dan standar yang telah ada semisal Teknik yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa antara lain: tes prasyarat (prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan), tes diagnostik, wawancara, pengamatan, dsb.

Bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial dapat bermacam – macam pemberian test ulang atau ujian ulang yang benar adalah setelah pelaksaan remedial, contoh bentuk pelaksanaan remedial antara lain:

a. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda jika jumlah peserta yang mengikuti remedial lebih dari 50%;
b. Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan jika jumlah peserta didik yang mengikuti remedial maksimal 20%;
c. Pemberian tugas-tugas kelompok jika jumlah peserta yang mengikuti remedial lebih dari 20 % tetapi kurang dari 50%;
d. Pemanfaatan tutor teman sebaya.

Semua pembelajaran remedial diakhiri dengan tes ulang. Pembelajaran remedial dan tes ulang dilaksanakan di luar jam tatap muka. Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan peserta didik yang melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya. Teknik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan antara lain melalui: tes IQ, tes inventori, wawancara, pengamatan, dsb.
Jika pengajaran remedial benar-benar dilaksanakan dengan tepat oleh guru masa depan yakni mahasiswa calon guru, mungkin Indonesia jauh lebih baik. Semoga.

0 comments

Posting Komentar

silahkan berkomentar dengan bijak, sopan, dan santun. termiakasih telah mampir dan membaca blog kami.