Filterisasi Lirik Lagu Untuk Anak-Anak

Musik Dewasa Dilarang untuk anak
Perlu adanya filterisasi untuk lirik lagu anak-anak
Oleh: E.B. Santoso*

Masih ingatkah kita tentang lagu anak-anak dengan judul gundul-gundul pacul atau bintang kecil, balonku, pelangi, abang tukang bakso dll. Lagu – lagu tersebut memang selayaknya di nyanyikan oleh anak-anak umur antara 7-13 tahun, lagu yang penuh riang gembira dan khayalan anak-anak menjadi tema lagu-lagu tersebut tak jarang liriknya pun berisi petuah atau nasihat yang baik yang sebetulnya secara tidak sdar akan masuk kedalam diri anak. Karakter anak akan terbentuk tahap demi tahap perkembangannya sesuai dengan porsi umurnya, sepertihalnya makanan lagu juga merupakan hal yang juga dikonsumsi oleh manusia. 


Dalam setiap tahapan hidupnya manusia tidak akan serta merta memakan makanan yang keras, saat bayi manusia hanya memakan asi dari ibu, kemudian berlanjut makan bubur yang masih sangat halus, kemudian sedang, kemudian mulai diberi makanan padat terus menerus hingga tumbuh dan akhirnya makan makanan orang dewasa. Begitu juga dengan lagu dalam rangka proses pendewasaan anak secara bertahap lagu yang di konsumsi anak pun juga harus tepat pada porsi umurnya, lagu bertemakan cinta kepada lawan jenis, lagu frustasi, lagu beraliran keras dan semua hal yang memang porsinya untuk orang dewasa tidak sewajarnya diberikan untuk anak-anak, hal ini sama saja memberikan nasi dan lauk pauk kepada bayi. Lirik-lirik lagu untuk orang dewasa tidak sepantasnya di konsumsi oleh anak kecil hal ini sangat berhubungan dengan tahapan proses pendewasaan seorang anak, anak yang dewasa sebelum waktunya bukanlah anak yang dewasa melainkan anak yang mirip orang dewasa kelakuannya, belum tentu pola pikirnya, hal ini juga sangat berkaitan dengan pembentukan karakter. Karakter anak yang kelakuannya seperti orang dewasa bisa sangat berbahaya bahkan sangat rentan membuat anak melakukan hal-hal yang belum sepantasnya dilakukan seorang anak, misalkan saja lirik seperti Cium Aku, atau Cintai Aku, bukan selayaknya di konsumsi oleh anak kecil kecuali Cintai Ibumu, atau Cintai Ayahmu, hal ini lebih tepat dan lebih sesuai dengan porsi umur anak. Hal-hal seperti berciuman atau bahkan yang lebih ekstrem melakukan hubungan yang tidak dihalalkan mungkin saja bisa dilakukan karena lagu ataupun lirik lagu memiliki pengaruh pada alam bawah sadar, seperti yang semua kita rasakan, lagu bisa membuat kita bergairah melakukan sesuatu ataupun bersemangat, membuat kita merasa sedih dan lain sebagainya, hal ini juga berlaku oleh anak, karena menganggam ciuman dan hal lain nya merupakan hal wajar yang sering mereka dengarkan.

Fenomena girl band dan boy band pada masa kini memang begitu mewarnai industri musik di Indonesia, namun sangat disayangkan banyak muncul pula grup musik boyband ataupun girl band yang personilnya anak-anak, lagu yang mereka bawakan pun selayaknya lagu orang dewasa yang bertemakan cinta, dan segala hal yang berkenaan dengan itu, namun sungguh ironis bukannya hilang group musik seperti itu palah menjamur dan semakin digemari masyarakat tanpa menyadi hal tersebut merupakan proses pengkarbitan anak menjadi seperti orang dewasa. Mungkin memang ada sedikit hal positif yang dapat di ambil namun menurut hemat saya lebih banyak sisi negatifya, karena konsumsi anak yang seharusnya tidaklah sesuai dan tidak membentuk pribadi ataupun karakter anak menjadi lebih baik, sesuai dengan program pemerintah pada masa kini pendidikan kita adalah pendidikan berkarakter karena kini bangsa Indonesia sedang dilanda krisis multi dimensi dan diantara krisis tersebut adalah krisis identitas atau krisis kharakter, remaja masa kini lebih gandrung musik dewasa yang beraliran K-Pop bahkan lebih ekstremnya banyak dari remaja tersebut lebih ingin hidup di Korea dan lebih senang berdandan ala korea, karena lagu – lagu yang selalu mereka nikmati pun begitu, hal ini membuat rasa nasionalisme dan cinta tanah air menjadi berkurang. Dan satu-satunya solusi adalah filterisasi lirik-lirik lagu untuk anak-anak, tanpa mengurangi kreatifitas anak, lagu-lagu yang diciptakan untuk anak-anak harus diperikasa dulu lirik-liriknya. Dan konser-konser yang seharusnya di datangi oleh orang dewasa tentu harus orang dewasa yang hadir bukan remaja-remaja yang bisa dikatakan masih labil. Penayangan di TV pun harus begitu harus ada tanda khusus untuk lagu-lagu dewasa seperti bimbingan orang tua atau di singkat BO. Dengan filterisasi lagu-lagu anak, harapanya anak memiliki kharakter yang lebih baik sesuai dengan tahapan perkembangan umurnya. Dan Indonesia jauh lebih baik lagi. Amin

*Adalah Mahasiswa FKIP UNILA Progam Study PPKn

0 comments

Posting Komentar

silahkan berkomentar dengan bijak, sopan, dan santun. termiakasih telah mampir dan membaca blog kami.